Ngomongin Turki memang nggak ada habisnya. Di postingan sebelumnya saya sudah menyinggung betapa spesialnya negara ini karena Istanbul yang nggak pernah tidur, budayanya yang unik, kekayaan arsitektur dan sejarahnya yang luar biasa, makanannya yang lezat, pernak-pernik bazarnya yang ngetop, juga orang-orangnya yang ramah. Kali ini, saya mau berbagi pengalaman saya menyambangi salah satu alam populer yang splendid di Turki, mana lagi kalau bukan Cappadocia!
Kalau teman-teman ada budget lebih, tentu harus naik balon apinya yang terkenal terbaik di dunia. Pricey memang, 2-4 jutaan berdurasi 1 hingga 3 jam, tentu worth every penny sebanding dengan pengalaman yang didapatkan, “once in a lifetime experience” kata orang-orang. Saya sendiri kemarin cukup duduk-duduk saja di sunrise point yang spektakuler, gratis, dan memandangi balon-balon itu mengapung di langit. Sudah cukup bikin bahagia sekali :D
Mengenal Cappadocia
Suasana di Goreme, kanan kiri cakep deh pokoknya. |
Keajaiban alam di Cappadocia ini bermula sekitar tiga juta tahun yang lalu. Saat gunung Erciyes meletus dan mengguncang wilayah Central Anatolia. Akibat erosi vulkaniknya, daerah ini tertutup plateau. Abu tebal yang memadati menjadi batu lunak, dan lama kelamaan berbatuannya terkikis oleh angin dan air, sehingga terbentuklah “Fairy chimneys” yang indah.
Cappadocia juga menyimpan sejarah yang panjang. Singkatnya, dulu sejak abad ke-8, daerah ini menjadi tempat refugee umat nasrani yang lari dari serdadu Romawi, lalu mereka membangun gereja bawah tanah dan tinggal di dalamnya. Bisa kalian lihat kalau teman-teman mengunjungi Derinkuyu underground city, masih ada sampai sekarang lorong-lorongnya, membuat para pengunjungnya berasa throwback ke masa lampau. Gaungnya jadi semakin terdengar saat UNESCO menganugerahkan kota ini sebagai situs warisan dunia semenjak ‘85.
Kemarin saya naik Turkish Airlines melalui rute dari Sabiha Airport (SAW) (bandara di sisi Asia) menuju Kayseri’s Erkilet Airport (ASR), seharga 130 Lira (Rp.330,000). Sesampainya di bandara Kayseri saya dijemput shuttle dari pihak hostel yang jaraknya sekitar 1 jam ke penginapan di Goreme. Tarif shuttle ini 40 Lira (Rp.97.000) yang bisa langsung dibayar ke drivernya begitu turun didepan penginapan.
Kalau teman saya waktu itu sih mengambil rute flight dari Istanbul ke Izmir dahulu, sebelum eksplore Selcuk, Pamukkale dan lanjut naik bus ke Göreme. Harga penerbangan domestik ternyata masih relatif terjangkau.
Cappadocia juga menyimpan sejarah yang panjang. Singkatnya, dulu sejak abad ke-8, daerah ini menjadi tempat refugee umat nasrani yang lari dari serdadu Romawi, lalu mereka membangun gereja bawah tanah dan tinggal di dalamnya. Bisa kalian lihat kalau teman-teman mengunjungi Derinkuyu underground city, masih ada sampai sekarang lorong-lorongnya, membuat para pengunjungnya berasa throwback ke masa lampau. Gaungnya jadi semakin terdengar saat UNESCO menganugerahkan kota ini sebagai situs warisan dunia semenjak ‘85.
Cara Menuju ke Cappadocia dari Istanbul
Untuk menuju ke Cappadocia/Göreme bisa ditempuh dengan darat atau pun pesawat. Kalau lewat darat bisa nyampe 10-15 jam pakai train atau bus. Atau bisa naik pesawat domestik yang hanya butuh waktu 1 jam. Ada dua bandara, yaitu Kayseri dan Nevsehir.Center city dan masjidnya. |
Kalau teman saya waktu itu sih mengambil rute flight dari Istanbul ke Izmir dahulu, sebelum eksplore Selcuk, Pamukkale dan lanjut naik bus ke Göreme. Harga penerbangan domestik ternyata masih relatif terjangkau.
a whole new world...is this Agrabah in real life? |
My first Cave Hostel Experience & What to eat
Ada berbagai tipe hotel-hotel fancy di Goreme, kebanyakan bermodel gua-gua. Harganya tentu varian tergantung budget, bisa nyampai jutaan dengan fasilitas yang tentu impresif. Paling pricey biasanya yang bisa bertatap muka dengan view Hot baloon.Kalau ada budget lebih dan liburan barengan, sewa airbnb menjadi pilihan yang bagus, atau stay di hotel. Ada kok yang mulai 380-500 ribuan per malam dengan twin room.
restoran ala-ala Cappadocia, dalam gua |
Testi kebab khas Turki. Disajikan sedemikian rupa dalam pot berapi. Sekitar 45-55 Lira |
Kesan menikmati 2 pagi di Goreme
Satu hal yang saya sesali waktu ke Cappadocia: KURANG LAMAA!! hiks. Idealnya sih 3 hari. Sementara saya cuman menikmati dua pagi disana, dan berasa kurang banget. Pagi yang pertama saya kelewatan sunrise, karena touchdown di Goreme pada pukul 3.40, bablas tidur begitu nyampe di lodging. Ngantuk parah karena sehabis seharian muter-muter Istanbul. Tapi, saya beruntung karena cuacanya pas lagi cantik-cantiknya, sehingga senang bisa benar-benar total menikmati kota ini dengan segala pesonanya.
Pemandangan siang pun tak kalah cakep. Siang hari di hari pertama, saya berjalan kaki santai ke kawasan Open Air Museum, ke farm, sightseeing kota dan menikmati lanskapnya yang fantastik dari puncak. Heran, semua sudut di Kapadokya ini kok ya bagus-bagus semua kalau di foto.
Ada penyedia paket One day green tour yang dibandrol sekitar 40 Euro-an kalau mau explore ke banyak tempat, bisa sewa jeep, kuda atau opsi paling enak si sewa motor.
Ada penyedia paket One day green tour yang dibandrol sekitar 40 Euro-an kalau mau explore ke banyak tempat, bisa sewa jeep, kuda atau opsi paling enak si sewa motor.
View dari bukit dekat farm |
Suasana malam hari di Goreme |
Experiencing The Best Sunrise!
Akhirnya, Hari-hari dahsyat yang ditunggu itu tiba. Menikmati sunrise di puncak. Karena saya nggak ikutan paket tour Balon api, usai subuhan saya langsung naik ke Sunrise point. Sewaktu gelap agar dapat momennya. Biasanya dimulai pukul 5 pagi sudah ramai orang. Naik ke top view, 700 meter dari penginapan. Tepat pada titik dimana bendera merah yang berkibar-kibar, disanalah spot terbaiknya. Sembari menunggu, saya membeli minuman di sunrise kafe rooftop. Sementara orang-orang pun mulai menghambur. Selalu cek cuaca kalau berencana kesini ya, dan kenakan jaket terbaik, syal, sarung tangan, topi, dan sepatu trekking ternyaman. Oktober waktu itu sih lumayan dingin.
Dan akhirnya...Momen spektakuler yang dibicarakan orang-orang itu pun datang, tepat di mata saya. Sungguh, keindahan yang tidak bercanda. Nggak berhenti saya nyebut kebesaran Allah.
Boarding dahulu sebelum melayang ke bulan |
Kali ini saya bertemu travel buddy yang sekaligus senior backpacker, masjaer, dari Yogyakarta. Kami pernah ngetrip bareng ke India bersama senior-senior BI namaste Maret lalu. Saya juga dapat teman baru dari Thailand, Nid, pesolo travel wanita yang lagi liburan dari kantornya. Seru abis!
Semoga bermanfaat. Terima kasih manteman sudah membaca. Sampai jumpa di catatan perjalanan selanjutnya!
Saya pernah membuat target beberapa negara yang ingin saya kunjung. Salah satunya Turki. Selama ini baru bisa membaca tiap tulisan kawan pejalan yang pernah ke sana sambil berdoa ada waktu untuk mendatanginya
ReplyDeleteTurki mantap mas,.. Semoga tercapai targetnya, ya mas...Amiiin.
DeleteTerima kasih sudah mampir! :)
Seneng ya, akhirnya bisa ngerasain juga. Postingan gw tentang ini gw pisah-pisah. Soalnya kisahnya seru-seru sih hehehe :)
ReplyDeleteSaya suka baca yang terpisah gini, lebih fokus bacanya :)
DeleteOne of the best part of Turkey. Thankyou for sharing.
ReplyDeleteSemoga Allah memampukan untuk bisa ke sana... Aamiin..
keliling cappadocia itu pake apa ya? bisa jalan kaki doang ? maaf gak ngerti tapi pingin :(
ReplyDeleteSunrise point itu posisinya dimana ya?
ReplyDeleteMelihat postingan ini membuatku ingin segera liburan ke Cappadocia. Ulala
ReplyDeleteNaik ot Air Ballon Capadocia Turki skrg berapa ya..? Kalo 3 taun yg lalu kalo gak salah masih USD 150...
ReplyDeleteKeren parah sihh turki!!
ReplyDeleteBlog nya kak rifanjusuf ini juga baguuss bgt,thank you kak udh sharing
Semoga suatu Hari bisa kesana hehe
mau tanya, mas rifan dari istanbul bagian eropa ke bandara sabiha menggunakan apa?
ReplyDelete