Jadi Turis di Bandung - Bagian II

Catatan lanjutan mbolang ke Bandung di hari kedua dan ketiga. Explore Ciwidey, Kawah Putih, Ranca Upas, dan Situ Patenggang. Jangan lupa baca yang pertama disini


DAY 2 : Explore Ciwidey, Bandung Selatan (Kawah Putih, Ranca Upas dan Situ Patenggang) 

It’s day two! Sudah direncanakan kalau hari ini bakal seharian full day trip Ciwidey. Tujuan utama adalah Kawah Putih karena sudah menjadi wishlist nomor satu saya. Bagi kami, ini menjadi pengalaman pertama bersepeda motor menyusuri daerah pusat pegunungan Bandung Selatan. Bener, belum ke Ciwidey kalo belum mampir ke danau ikonik nan indah diatas ketinggian 2,430 mdpl ini.
"Hati-hati kalo motoran, mas. jangan sampe kemaleman nanti pulangnya. Maksimal pukul 4 sore sudah turun. Disana kanan-kiri jurang, mas!" begitu saran ibu-ibu lokal yang saya tanyai pendapatnya soal Kawah Putih. Saya pun mengikuti saran beliau untuk tidak turun kesorean karena jalanan pasti gelap dan cukup sepi. Saya yang buta soal destinasi, selalu belajar untuk tanya-tanya pada warga lokal saat travelling. Selain ada gambaran, saya juga berlatih bersosial.

Ohya, soal sewa motor, banyak sekali rental sepeda di Bandung dan tarifnya bervariasi. Mulai 70-120K per hari tergantung season dan motor yang disewa. Kalo mau ke Ciwidey, saran saya jangan pilih matic sih biar enak pas nanjak.

Seperti biasa, pagi adalah waktu yang sangat menyenangkan untuk memulai sebuah perjalanan. Hari ini adalah hari libur Tahun Baru Islam. Dan cuaca Bandung menyambut petualangan kami dengan ramah. Usai sarapan, berbekal nekat dan aplikasi Google maps di saku, kami nekat memulai perjalanan pukul 06.30 pagi dari kota untuk mengantisipasi kemacetan. Saya pribadi memang tidak begitu ngejar sunrise, Kawah Putih di siang hari saya pikir toh juga masih menawan. Tidak lupa sewaktu masih di kota, kami isi bensin full tank. Kalo kalian ingin sunrise an disana, bisa sih nginap di daerah Ciwidey cuman ya sejauh riset saya sih disana mayan mahal-mahal bos.

Kawah Putih


Pukul 08:00 kami pun tiba di gerbang Selamat Datang di Kawah Putih. Hembusan angin segar Ciwidey mulai menusuk ke jaket merah favorit saya. Itu artinya, proses jalan menanjak dan berkelok selama kurleb 2 jam sudah kami lalui. Walau pun tepos juga karena jok matic yang agak keras, Alhamdulillah.  Nyampe juga.  Setelah nyampe parkiran, kami dihentikan oleh mbak-mbak petugas yang dekat dengan pintu gerbang.
"Mas, parkir dulu mas disebelah sana. Nanti nunggu ontang-onting."
Rupanya, kami harus parkir dan pake angkutan yang disediakan pake ontang-anting. ya semacam angkutan yang sudah dibuat oleh pengelola wisata untuk mempermudah ke puncak. Ya menurut saya sih ke kawah putih ini kawah yang paling woles lah, karena ke puncak aja udah ada yang angkutannya. Ga cape-cape harus trekking hehe. Tapi waktu itu saya melihat masih ada beberapa yang nekat ke atas pake mobil. Euh, kalo saya sih sayang kendaraannya. Lagian terjal dan cukup berbatu. dan begini penampakan ontang-anting yang sudah dimodif.


Ontang-anting memuat sekitar 12 orang sekali jalan. Dan tiket yang kalian beli itu sudah termasuk tiket PP. Selama kurang lebih 5-10 menit dari parkiran ke puncak, kalian akan melihat kawasan hutan yang asri dan hijau. Tetap hati-hati dan pegangan ya karena bapaknya ngebut kalo nyetir.

Berikut informasi tiket masuk Kawah Putih Ciwidey 2018

  • Tiket masuk Kawah Putih: 20,000/person
  • Parkir: 5,000
  • Tiket ontang-anting: 15,000
View kawah putih siang hari pukul 09.00, jam paling oke kalo kesini karena tidak begitu rame.
Kawah ini berada pada ketinggian +2090 m dpl dibawah puncak/titik tertinggi Gunung Patuha. Yang unik, kawah ini bisa berubah warna. Yang berbeda dari kawah lain yang saya kunjungi, White Crater ini bener-bener dikelilingi hutan. 

Saya termasuk orang yang kepincut Kawah putih. Selain warna danaunya mirip sekali lautan, disini tidak begitu menyengat bau belerangnya. Saya pun tak begitu harus menyewa masker. Meskipun saya termasuk orang yang telat banget kesini, bagi saya it doesn't really matter than never. Satu lagi, guys. Kalo kesini itu gak perlu capek-capek trekking, dan aksesnya mudah sekali. 

Situ Patenggang

Usai melihat pesona kawah putih, sekitar setengah jam atau 5 KM dari lokasi kawah Putih kami mampir di Situ Patenggang. Menurut saya Situ Patenggang itu nggak kalah menarik. Selain Lokasinya yang dikelilingi oleh perkebunan teh yang hijau sehingga amat memanjakan dan menyegarkan ke mata, disana adem banget. Ya cocok buat yang demen suasana tenang karena kicau burung dan gemericik situnya bener-bener membuat betah berlama-lama nongkrong disini. Yang butuh relax dan detox, I suggest you not to skip this quite place. Duduk-duduk cantik di pepohonan yang mengelilinginya aja udah cukup menjadi terapi.

green lake di situ patenggang, cocok buat ngadem.

Ciwidey is home of every green lives. Sebelum tiba kesini, kami disuguh dengan pemandangan hijaunya perkebunan Ranca Bali yang sangat menawan, dan hamparan kebun stroberi. Kemarin kita pun tak jarang menemui ibu-ibu penjual stroberi yang menawari kami, murah-murah kok disana dijual 15-20 ribuan saja per kotak dan langsung dipetik dari pohonnya.
Tak perlu buru-buru, jika capai berkendara, boleh duduk-duduk sebentar di pinggiran jalan. Kemarin kami hanya lewat dan berhenti sejenak dan menikmati pemandangan kebuh teh.

Hamparan Kebuh teh yang bikin jatuh hati dengan Ciwidey.

Ranca Upas

Tujuan terakhir dari itinerary explore Ciwidey, sebelum turun ke Lembang, kami melipir ke Ranca Upas. well, sebenernya ini kayak Bumi perkemahan dan kawasan Hutan lindung di Bandung sih. Ranca Upas menjadi area konservasi berbagai macam tumbuhan Flora & Fauna langka kayak burung dan Rusa. Waktu itu kami hanya sempat mampir ke penangkaran rusa yang jadi daya tariknya. Gila, karena pas hari libur, rame sekali waktu itu yang kesini banyak gerombolan anak-anak dan ibu-ibu, well, ini sih kaya jadi taman edukasi sepertinya. Saya sempet kasian liat beberapa rusa yang jadi mainan, dan beberapa ada yang kurus banget. duh.
Di Ranca Upas, kalian bisa membeli pakan seharga 10ribu. Carrot and stuff. Well, saya cukup menikmati karena saya belum pernah bercengkerama dengan rusa sedekat ini. Baik baik disana ya!
Kami sholat di musolla sekitar Ranca Upas dan tidak terasa waktu menunjukkan pukul 14.00, kami langsung tancap gas motor dan turun ke Lembang untuk istirahat total. Lumayan tepos juga ini bokong. karena seharian ngetrip. Pukul setengah 5, kami sampai di daerah Cipaku dan menuju ke penginapan untuk explore Lembang esok harinya.

OK, guys. Sekian dulu catatan perjalanan explore Ciwidey. Next post akan saya tulis hari terakhir di Bandung: explore Lembang, walau cuman sebentaran. Thanks for reading.

No comments

Silakan beri pendapatmu tentang tulisan ini, dan bagikan pengalamanmu di komentar ya! Terima Kasih